Perjalanan Pembelajaran dalam Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin dalam Program Guru Penggerak
Selamat datang, sahabat pembelajar! Hari ini, saya akan berbagi tentang perjalanan pembelajaran di program Guru Penggerak, modul “Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin” yang telah memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana seorang pemimpin pendidikan harus mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan dalam setiap keputusan yang diambil. Mari kita jelajahi bagaimana keputusan yang tepat dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.
Pernahkah kamu mendengar kutipan dari Bob Talbert,
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)
Kutipan tersebut menekankan pentingnya mengajarkan tidak hanya keterampilan teknis, seperti menghitung, tetapi juga nilai-nilai yang mendasar dalam kehidupan. Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa pengajaran harus melampaui transfer pengetahuan dan keterampilan. Sebagai seorang pendidik, tugas kita adalah membentuk karakter siswa, mengajarkan mereka untuk membedakan mana yang penting dan mana yang sekadar rutinitas. Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek teknis, tanpa memperhatikan aspek moral dan nilai, akan menghasilkan individu yang mungkin mahir dalam bidang tertentu tetapi kurang mampu memahami dan menghadapi tantangan kehidupan yang lebih besar.

Dalam proses pembelajaran yang dipelajari saat ini, kutipan ini sangat relevan. Materi yang mencakup pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan menekankan pentingnya etika dalam setiap langkah pengambilan keputusan. Pengajaran yang hanya berfokus pada pengembangan keterampilan praktis akan menghasilkan pemimpin yang kurang tanggap terhadap isu-isu moral yang kompleks. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai kebajikan dan etika sangat penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya tepat secara teknis, tetapi juga adil dan bertanggung jawab, dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap siswa dan komunitas.
Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianut seseorang dalam pengambilan keputusan sangat menentukan jenis dampak yang akan dihasilkan. Keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan, seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab, cenderung menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif. Sebaliknya, keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan nilai-nilai tersebut dapat menghasilkan dampak negatif, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Misalnya, seorang pemimpin yang selalu menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum mungkin akan mendapatkan keuntungan sesaat, tetapi akan kehilangan kepercayaan dan menghancurkan hubungan dalam jangka panjang.
Di sisi lain, keputusan yang berpihak pada kepentingan bersama dan didasarkan pada prinsip-prinsip etika akan meningkatkan rasa kepercayaan dan kolaborasi dalam lingkungan tersebut. Dalam konteks pendidikan, ini sangat penting karena keputusan yang diambil oleh guru atau pemimpin sekolah tidak hanya mempengaruhi individu yang terlibat langsung tetapi juga seluruh komunitas sekolah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam setiap pengambilan keputusan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif, baik secara akademis maupun moral, untuk semua pihak yang terlibat.
Sebagai pemimpin pembelajaran, kontribusi utama dalam proses pembelajaran murid terletak pada bagaimana keputusan diambil dalam berbagai situasi. Keputusan yang diambil dengan bijaksana dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi, tetapi juga berfungsi sebagai contoh nyata bagi murid-murid. Ketika seorang pemimpin pembelajaran menunjukkan konsistensi dalam berpegang pada prinsip-prinsip etika, murid-murid akan belajar untuk menghargai dan mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri.
Dengan kata lain, setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran adalah peluang untuk mendidik murid tentang pentingnya integritas, keadilan, dan tanggung jawab.Selain itu, keterlibatan aktif dalam menyelesaikan masalah di kelas atau sekolah juga merupakan bagian penting dari peran seorang pemimpin pembelajaran. Dengan menghadapi dan mengatasi tantangan yang muncul dengan cara yang bijaksana dan etis, pemimpin tersebut memberikan contoh langsung kepada murid tentang bagaimana seharusnya menyelesaikan konflik dan membuat keputusan yang sulit. Ini tidak hanya memperkaya proses pembelajaran tetapi juga membentuk karakter murid, membantu mereka untuk menjadi individu yang lebih dewasa dan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan mereka sendiri di masa depan.
Education is the art of making man ethical
(Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis)
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Kutipan dari Hegel ini menyoroti esensi pendidikan yang sejati yaitu mengembangkan manusia menjadi individu yang berperilaku etis. Kutipan ini memperkuat gagasan bahwa pendidikan bukan hanya soal mentransfer pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan bermoral. Pendidikan harus diarahkan untuk mengembangkan kesadaran etis pada setiap individu, membantu mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam setiap aspek kehidupan mereka. Ini berarti bahwa setiap proses pengambilan keputusan dalam pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai etis yang mendalam, bukan hanya pada pertimbangan praktis atau teknis.
Pendekatan etis menjadi landasan utama dalam proses pengambilan keputusan. Pembelajaran yang dialami tidak hanya menekankan pentingnya membuat keputusan yang benar secara moral, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan harus berfungsi sebagai alat untuk membimbing siswa menuju pemahaman yang lebih dalam tentang etika. Dengan mempelajari modul ini, semakin jelas bahwa seorang pendidik harus mampu menyeimbangkan antara pengajaran keterampilan dan penanaman nilai-nilai etis, memastikan bahwa siswa tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak dalam bertindak.
Berikut adalah rangkuman dari proses pembelajaran ini, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan panduan yang telah disediakan.
Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Filosofi Ki Hajar Dewantara yang berlandaskan pada Pratap Triloka:
Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
menekankan pentingnya pemimpin dalam memberikan teladan, membangkitkan semangat, dan memberikan bimbingan. Dalam konteks pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik (Ing Ngarsa Sung Tuladha), memotivasi dan membangkitkan semangat dalam proses pengambilan keputusan (Ing Madya Mangun Karso), serta memberikan arahan yang jelas (Tut Wuri Handayani) untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar berpihak pada siswa dan memberikan hasil yang terbaik.
Pengaruh Nilai-Nilai Pribadi dalam Pengambilan Keputusan
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Seorang pemimpin yang memiliki nilai-nilai integritas, keadilan, dan belas kasih akan cenderung membuat keputusan yang adil dan penuh pertimbangan terhadap semua pihak. Proses pembelajaran ini membantu para pemimpin untuk semakin menyadari betapa pentingnya konsistensi antara nilai-nilai pribadi dengan keputusan yang diambil, karena hal ini akan membentuk kepercayaan dan legitimasi di mata orang-orang yang dipimpinnya.
Peran Coaching dalam Pengambilan Keputusan

Coaching yang diberikan oleh pendamping/fasilitator dalam program ini telah menjadi bagian integral dalam pengujian efektivitas keputusan yang diambil. Melalui sesi coaching, para pemimpin diajak untuk merefleksikan keputusan yang telah mereka ambil, mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin masih ada, dan mendapatkan perspektif baru. Dengan menggunakan pendekatan coaching, kita dapat memastikan bahwa keputusan yang kita ambil berdasarkan analisis yang mendalam dan didukung oleh pemahaman yang menyeluruh tentang situasi. Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian akan efektif jika diimbangi dengan pendekatan coaching dan dilakukan dengan kolaboratif dengan berbagai pihak
Pengaruh Kesadaran Sosial Emosional terhadap Pengambilan Keputusan
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Kesadaran akan perasaan dan reaksi emosional dapat membantu pemimpin untuk tetap objektif dan bijaksana dalam mengambil keputusan yang sulit, menghindari keputusan yang didasarkan pada impuls atau tekanan emosional.
Kembali ke Nilai-Nilai dalam Studi Kasus Moral atau Etika
Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika harus didasari oleh nilai-nilai kebajikan yang dianut seorang pendidik. Nilai-nilai seperti keadilan, tanggung jawab, dan integritas akan membantu pendidik dalam membuat keputusan yang tepat dan adil, serta memberikan contoh yang baik bagi siswa. Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian serta pengambilan keputusan didasari dengan nilai-nilai kebajikan tersebut
Dampak Pengambilan Keputusan pada Lingkungan Belajar
Keputusan yang tepat berkontribusi langsung pada terciptanya lingkungan belajar yang positif, aman, dan nyaman. Pemimpin yang bijak mampu menciptakan suasana yang mendukung bagi seluruh warga sekolah, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran dan kesejahteraan semua pihak.
Tantangan dan Perubahan Paradigma dalam Pengambilan Keputusan
Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi adalah adanya kebiasaan atau budaya yang sudah lama ada dan sulit diubah. Perubahan paradigma diperlukan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan berani meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, kita dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan sesuai dengan perkembangan zaman. Perlu adanya perubahan paradigma, seharusnya paradigma yang sesuai adalah kebenaran lawan kesetiaan sehingga akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
Pengaruh terhadap Pembelajaran yang Memerdekakan
Pengambilan keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid dalam pembelajaran salah. Salah satu strategi agar berpihak pada murid adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, sehingga akan tercipta merdeka belajar sesuai dengan potensinya yang berbeda-beda.
Pengaruh Keputusan Pemimpin terhadap Masa Depan Murid

Seorang pemimpin dalam pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Keputusan yang diambil, baik dalam hal kebijakan, kurikulum, maupun penanganan situasi kritis, dapat membawa dampak jangka panjang. Oleh karena itu, keputusan harus diambil dengan hati-hati dan didasarkan pada analisis yang mendalam serta prinsip-prinsip yang kuat, agar hasilnya benar-benar menguntungkan bagi perkembangan dan masa depan murid.
Kesimpulan dari Pembelajaran Modul
Modul ini mengajarkan bahwa pengambilan keputusan haruslah dijiwai filosofi Ki Hajar Dewantara. Berpegang teguh pada nilai guru penggerak, salah satunya berpihak pada murid yang dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan yang universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal, termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid, karena disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengajuan keputusan diperlukan teknik coaching, agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mengambil keputusan
Penerapan Konsep dalam Situasi Nyata
- Perbedaan mendasar antara Dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan kasusnya jika kedua pilihan sama-sama benar maka termasuk ke dalam Dilema etika, namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk ke dalam bujukan moral.
- Terdapat 4 paradigma Dilema etika antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang.
- Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. 9 langkah pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan pengajuan benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi,investigasi opsi trilema, kuat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan.
- Hal yang di luar dugaan adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki keterkaitan dengan modula yang telah dipelajari sebelumnya.
Dampak Pembelajaran terhadap Pengambilan Keputusan
Sebelum mempelajari modul ini, penga,bilan keputusan tidak menggunakan tahapan dalam pengujian dan analisis yang mendalam, sehingga keputusan langsung diambil tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang mungkin terjadi. Setelah mempelajari modul ini, ternyata sebelum mengambil keputusan perlu adanya penentuan paradigma prinsip dan menjalankan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan terlebih dahulu, dengan dasar nilai-nilai kebajikan berpihak pada murid dan bertanggung jawab. Sekarang, saya lebih berhati-hati dan mengikuti langkah-langkah yang sistematis dalam proses pengambilan keputusan, sehingga hasilnya lebih efektif dan sesuai dengan nilai-nilai yang saya anut.
Pentingnya Pembelajaran Modul Ini
Topik ini sangat penting karena membantu kita, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin, dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Dengan berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, kita dapat membuat keputusan yang berpihak pada siswa dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Kesimpulan yang saya ambil dari pembelajaran ini, sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang terjadi, termasuk masa depan murid. Keputusan harus diambil dengan hati-hati, menggunakan langkah-langkah yang sistematis, disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.
Mari kita terus belajar dan berkembang sebagai pemimpin pembelajaran yang bijak dan beretika. Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.